Kadisdik : Pemkab dukung pembelajaran yang berbasis digital
Setelah
beberapa saat lalu didaulat sebagai Narasumber dalam temuwicara pada
Peluncuran Webinar Seri Guru Belajar PTMT kembali Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Kapuas Dr. Suwarno Muriyat, S.Ag, M.Pd menjadi salah satu
pembicara pada forum Simposium Daring tentang Pembelajaran
Digital Berkualitas bagi Semua yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan Rset dan teknologi bekerja
sama dengan UNICEF (sebuah badan di organisasi PBB yang menangani masalah anak dunia),
pada senin (30/08) live secara daring melalui chanel youtube Ditjen GTK
Kemdikbudristek dan UNICEF Indonesia.
Dr.
H. Suwarno Muriyat, dalam paparannya mengungkapkan komitmen dari pemerintah kabupaten untuk selalu mendukung agar guru melakukan
pembelajaran berbasis digital “ Dalam pembelajaran digital kami menyadari bahwa
kondisi alam adalah factor utama, masih ada beberapa daerah yang masih
blankspot “ ujar mantan Kadis Kominfo Kapuas ini.
Pandemic Covid 19 justru mempercepat digitalisasi pendidikan,
kondisi sekarang mau tidak mau guru dalam proses pembelajaran jarak jauh secara
virtual lebih fleksibel tanpa mengurangi esensi pembelajaran itu sendiri. “
Guru adalah katalis perubahan, mereka adalah penggerak bahkan mereka adalah
pengayuh biduk sekaligus pendamping anak-anak menuju tanah harapan “ tambahnya
lagi.
Lebih lanjut beliau menjelaskan lagi bahwa Kabupaten
Kapuas kekurangan guru cukup banyak, namun dengan
adanya kebjakan Bapak Bupati Kapuas Ir. Ben Brahim S. Bahat MM MT
mengangkat guru honor, mereka justru mempunyai kemampuan IT yang cukup baik,
adalah salah factor pendukung dalam pembelajaran berbasis digital.
Disamping itu juga dalam mendukung pembelajaran yang berbasis digital dengan
membagikan kegiatan guru dengan praktik-praktik baiknya di chanel youtube, tv
local maupun media online lainnya tujuannya adalah untuk memberikan contoh, hal
yang baik kepada guru yang lain, sehingga yang bersangkutan bisa
termotivasi.
Sesunguhnya kebahagiaan seorang guru itu adalah disaat
melihat anak didiknya mampu meraih suatu keberhasilan. Anak-anak adalah harapan kita
ke depan, anak adalah generasi penerus, tumbuh kembangkan minat bakatnya,
karena ditangan gurulah mereka akan menjadi orang-orang hebat hal ini didukung
oleh program Pendidikan Hebat Kapuas cerdas, demikian Kadisdik menutup
paparannya pada symposium tersebut.
Dirjen GTK : bisa nyaman
dengan ketidaknyamanan
Guru-guru di Indonesia telah membuktikan sebuah petuah bijak, yaitu dimana ada kamauan di situ ada jalan, kemauan adalah kunci utama, tak masalah tua atau muda, semua yg memeiliki kemauan akan larut ke dalam kegiatan belajar dan berbagi dengan menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Saya melihat adanya tranformasi yang sedang terjadi, yang mengagumkan itu adalah tranformasi atau perubahan mind set, perubahan pola pikir, untuk bisa nyaman dengan ketidaknyamanan, demikian Dr. Iwan Syahril, Phd, Dirjen GTK Kemdikbudristek saat membuka Symposium Daring Pembelajaran Digital Berkualitas bagi Semua.
Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa guru-guru di Indonesia
dari berbagai penjuru negeri, bergerak untuk
belajar, bergerak untuk berbagi dan berkolaborasi dan
berkesprementasi dengan menggunakan teknologi. Dengan ketangguhan guru-guru di
Indonesia menunjukan semangat juang utk berdaptasi walau dengan kondissi yang
tak mudah, penuh keterbatasan.
“ Tranformasi pendidikan di Indonesia berpijak pada filosofi merdeka belajar Ki Hajar Dewantara, menurut beliau pendidikan harus diselanggarakan dengan kodratnya sang anak, kodrat alam, kebudayaan dan kebangsaaannya serta kodrat jamannya, dgn kata lain penddikan harus relevan menjawab dinamika perubahan jaman, tujuannya adalah menghasikkan manusia yang merdeka. Yang dimaksud merdeka adalah mandiri dan berdayaguna dlm menghadapi tantangan jamannya “ katanya lagi.
Masa pandemi sudah hamipr satu setengah tahun ini telah membentuk
kesenjangan pada diri anak terutama kehilangan waktu dan kesempatan belajar.
Perubahan dari metode tatap muka ke metode non tatap muka atau digital
menghadirkan beberapa tantangan seperti kurangnya akses perangkat keras,
jaringan internet dan materi pembelajaran digital yang kurang interaktif. Pandemic merupakan momentum dalam mengakselearsi terjadinya perubahan
besar dalam penggunaan teknologi dalam ekosistem pendidikan di Indonesia.